Pages - Menu

Thursday, October 15, 2015

Deteksi Kanker Payudara dengan Nyaman

Automated Breast Volume Scanner
Kanker payudara menjadi ketakutan sendiri bagi para wanita, karena terkadang timbul tanpa disadari. Akhir-akhir ini kaum wanita sudah mulai menyadari betapa pentingnya melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara, karena akan lebih mudah dilakukan terapi pada kanker payudara dalam ukuran kecil dibandingkan jika sudah dalam stadium lanjut. Oleh karena itu, saat ini banyak dokter kebidanan yang mengajarkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (atau biasa dikenal dengan teknik "SADARI") yang ternyata dapat menjadi deteksi dini adanya benjolan atau tumor pada payudara.


Dari hasil pemeriksaan sendiri tersebut, benjolan yang ditemukan belum tentu berupa kanker. Biasanya dapat dilakukan pemeriksaan radiologi yang secara medis memang ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosa dari tumor payudara tersebut. Beberapa pemeriksaan yang biasa dilakukan seperti Ultrasonografi (USG), mamografi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Setiap alat radiologi tersebut mempunyai kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Pada pemeriksaan USG biasa (dua dimensi), sering kali ditemukan false negatif atau kesalahan pada diagnosis apakah tumor jinak atau ganas. 

(Sumber Gambar: Wikipedia)
Sementara itu, pemeriksaan mamografi tidak cocok dilakukan pada payudara yang jaringannya masih padat seperti pada wanita usia muda (usia kurang dari 35 tahun), sebab pemeriksaan mamografi dilakukan dengan penekanan jaringan payudara menggunakan perangkat mamografi untuk mendapatkan citra atau gambar dengan kualitas optimal demi meningkatkan akurasi diagnosa. Selain itu, prosedur tersebut terkadang menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan rasa sakit pada saat dilakukan pemeriksaan. Itulah sebabnya terkadang pemeriksaan mamografi ini menjadi momok bagi sebagian besar perempuan dalam mendeteksi dini kanker payudara. 

Di lain pihak, pemeriksaan MRI biasanya akan terasa lebih nyaman bagi wanita, karena biasanya pasien hanya perlu tiduran di dalam mesin MRI. Yang menjadi masalah dalam pemeriksaan MRI adalah memerlukan biaya yang cukup mahal, selain itu biasanya pasien harus berada di dalam mesin MRI selama minimal 15-20 menit dan biasanya terdengar suara mesin MRI yang cukup berisik.

Saat ini ada alat yang bisa mendeteksi tumor payudara terutama pada wanita dengan jaringan payudara yang padat. Pemeriksaannya relatif tanpa rasa sakit dan menggunakan modalitas USG sehingga aman bagi semua orang, termasuk ibu hamil. Alat itu disebut Automated Breast Volume Scanner (ABVS).

Alat yang baru mulai dipakai di Indonisa pada tahun 2010 itu dapat merekam gambar jaringan payudara secara tiga dimensi. Data yang telah terekam dapat dianalisais berulang-ulang. Gambar 3D itu dapat dibuat potongannya lapis demi lapis, paling tipis 0,5 mm, sehingga tumor ukuran kecil sekalipun dapat terdeteksi. 

Tak hanya itu, ABVS juga dilengkapi dopller system  yang bermanfaat untuk membedakan tumor jinak dan ganas melalui indikator tingkat kepadatan jaringan dan aliran darah arteri pada tumor. Pada umumnya tumor ganas memiliki aliran darah yang cukup banyak di sekitar jaringan tumor untuk memperbanyak nutrisi pada jaringan tumor ganas payudara tersebut. 

Dengan kelebihan itu, pemeriksaan ABVS sangat cocok bagi wanita muda dan ibu hamil tanpa menimbulkan trauma rasa sakit dengan biaya yang cukup terjangkau. Setiap pemeriksaannya membutuhkan waktu sekitar 7 menit untuk setiap payudara. 

Dengan adanya ABVS ini, jangan takut lagi untuk melakukan deteksi dini kanker payudara. Terutama bila teraba benjolan, jangan takut untuk dilakukan pemeriksaan radiologi. Anda bisa meminta kepada dokter spesialis kebidanan Anda untuk dilakukan pemeriksaan ABVS agar lebih nyaman. 

(Sumber: Media Indonesia, 7 Oktober 2015, dengan perubahan secukupnya.)


No comments:

Post a Comment